Blogger Template by Blogcrowds

Belajar Memaafkan

Belajar Memaafkan
Hidup ini adalah sebuah pembelajaran. ..
Dan satu hal yang sering kita lupa adalah... memaafkan.

Para Sahabat semua, saya menulis disini bukan sebagai seorang yang sempurna.
saya mempunyai sisi lemah dalam hidup ini. saya juga punya pengalaman pahit
di hari-hari yang lalu. Pengalaman yang mungkin lebih menyakitkan daripada
yang munkin sedang Anda alami...saat ini.

Namun melalui tulisan ini izinkan saya sedikit share dan berbagi cerita...
dan juga pengalaman tentang sepatah kata yang bernama.... maaf.

Tentang beberapa istilah atau pernyataan yang rasanya logis... namun pada
kenyataannya. .. kok ndak begitu...

1. Kalau dia salah, ya dia minta maaf
saya ga salah, buat apa saya minta maaf. Gengsi ah. Biar dia tahu diri dong.
Enak aja...
Sebuah kalimat, yang terdengarnya wajar... dan logis.

Namun perlu disadari memang itulah harga sebuah gengsi. Harga sebuah
hubungan baik... seringkali mesti dibayar dengan satu hal yang namanya
gengsi. Kita mesti mengikis apa yang disebut harga diri dan juga keangkuhan.

Hubungan baik dan gengsi itu berbanding terbalik. Anda harus mengorbankan
salah satu, untuk memperoleh yang lainnya.

Dalam banyak pertengkaran dan clash... kesalahan umumnya tidak cuma ada di
salah satu pihak. Kebanyakan dua pihak melakukan kesalahan... meski mungkin
kadarnya tidak seimbang.

Yang sering jadi masalah itu karena kedua pihak sama-sama tidak merasa
bersalah... berpikir bahwa orang lainlah yang sepantasnya datang kepada
dirinya dan minta maaf. Dan sebagai akhir... tidak ada titik temu.
Pertengkaran tidak berakhir.

Para Sahabat semua, mulailah dengan berkata, maaf... meski mungkin Anda tahu
Anda tidak benar-benar bersalah. It's really better for your heart. Ingat
bahwa salah satu kunci untuk hidup bahagia adalah: melepaskan diri dari
perasaan marah dan dendam.

saya belajar menerapkannya, dan saya... lebih bisa merasa damai, (Walau
sangat berat untuk memulainya)

Untuk orang-orang yang bahkan belum meminta maaf atas kesalahannya saya
tetap berpikir, saya memaafkan mereka. Mungkin aja mereka ngga sadar atau
belum tahu kalau mereka itu salah.

Satu contoh satu tindakan tidak etis dalam blog dan jurnalistik adalah
meninggalkan makian di blog dengan nama anonymous. Tanpa penulis tahu... ia
mendapat cercaan karena perbedaan pendapat.

Namun sekali lagi, belajar untuk bisa memaafkan. Mungkin mereka hanya...
belum tahu kalau hal seperti itu tidak baik adanya.

2. saya mau balas dia supaya dia sadar dan berubah

Alasan yang terkesan heroik dan baik. saya melakukannya untuk kebaikan dia.
Supaya dia bisa bertobat dan jadi lebih bener. Waw...

Namun sayangnya dalam banyak hal, perkataan semacam ini lebih sering untuk
memuaskan keinginan diri sendiri daripada orang lain.

Secara sadar maupun tidak, manusia itu punya kecenderungan untuk merasa puas
jika ia berhasil mempengaruhi orang lain. Dalam teori kepemimpinan, ini
disebut dengan needs of power. Keinginan untuk dituruti.

Pembalasan bukanlah jalan terbaik untuk menyelesaikan masalah.

Andatidak akan menjadi orang yang terlalu pengecut dengan tidak membalas
perbuatan jahat yang orang lain lakukan kepada km. Kasihilah orang lain,
meski Andatahu mereka berbuat jahat kepada kamu. Mulailah dengan
memaafkan... bukan dengan menuntut sebuah perubahan.

3. Waktu akan menyembuhkan luka hati
Biar waktu yang bicara. Hmm, terdengar bijak dan hebat. Waktu memang akan
memulihkan semua kebencian dan dendam... jika diawali dengan kesediaan untuk
membuka diri dan hati. Untuk mau memaafkan.

Waktu tidak akan membuat hubungan menjadi pulih... tanpa adanya kesediaan
untuk memaafkan. Waktu hanya akan mengorek luka semakin dalam dan membuat
semua perasaan semakin tak karu-karuan.

Jangan pernah berpikir bahwa waktu cukup untuk menyembuhkan. Kesediaan untuk
memaafkan... itulah yang pertama-tama harus ada. Bukan sekedar mengharap...
waktu bicara. kalau saya salah mohon dimaafkan

0 komentar:

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda