Blogger Template by Blogcrowds

Dialog Iblis Dengan Rasulullah

Allah SWT telah memerintahkan seorang Malaikat menemui
Iblis supaya dia menghadap Rasulullah saw untuk
memberitahu segala rahasianya, baik yang disukai
maupun yang dibencinya. Hikmatnya ialah untuk
meninggikan derajat Nabi Muhammad SAW dan juga sebagai
peringatan dan perisai kepada umat manusia.

Maka Malaikat itu pun berjumpa Iblis dan berkata, “Hai
Iblis! Bahwa Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar
memberi perintah untuk menghadap Rasullullah saw.
Hendaklah engkau buka segala rahasiamu dan apapun yang
ditanya Rasulullah hendaklah engkau jawab dengan
sebenar-benarnya. Jikalau engkau berdusta walau satu
perkataan pun, niscaya akan terputus semua anggota
badanmu, uratmu, serta disiksa dengan azab yang amat
keras.”

Mendengar ucapan Malaikat yang dahsyat itu, Iblis
sangat ketakutan. Maka segeralah dia menghadap
Rasulullah SAW dengan menyamar sebagai seorang tua
yang buta sebelah matanya dan berjanggut putih 10
helai, panjangnya seperti ekor lembu.

Iblis pun memberi salam, sehingga 3 kali tidak juga
dijawab oleh Rasulullah saw. Maka sambut Iblis (alaihi
laknat),

“Ya Rasulullah! Mengapa engkau tidak mejawab salamku?
Bukankah salam itu sangat mulia di sisi Allah?” Maka
jawab Nabi dengan marah, “Hai Aduwullah seteru Allah!
Kepadaku engkau menunjukkan kebaikanmu? Janganlah
mencoba menipuku sebagaimana kau tipu Nabi Adam a.s
sehingga keluar dari syurga, Habil mati teraniaya
dibunuh Qabil dengan sebab hasutanmu, Nabi Ayub engkau
tiup dengan asap beracun ketika dia sedang sujud
sembahyang hingga dia sengsara beberapa lama, kisah
Nabi Daud dengan perempuan Urya, Nabi Sulaiman
meninggalkan kerajaannya karena engkau menyamar
sebagai isterinya dan begitu juga beberapa Anbiya dan
pendeta yang telah menanggung sengsara akibat
hasutanmu.

Hai Iblis! Sebenarnya salam itu sangat mulia di sisi
Allah azza wajalla, cuma salammu saja aku tidak hendak
menjawabnya karena diharamkan Allah. Maka aku kenal
baik-baik engkaulah Iblis, raja segala iblis, syaitan
dan jin yang menyamar diri. Apa kehendakmu datang
menemuiku?”

Taklimat Iblis, “Ya Nabi Allah! Janganlah engkau
marah. Karena engkau adalah Khatamul Anbiya maka dapat
mengenaliku. Kedatanganku adalah diperintah Allah
untuk memberitahu segala tipu dayaku terhadap umatmu
dari zaman Nabi Adam hingga akhir zaman. Ya Nabi
Allah! Setiap apa yang engkau tanya, aku bersedia
menerangkan satu persatu dengan sebenarnya, tiadalah
aku berani menyembunyikannya.”

Maka Iblis pun bersumpah menyebut nama Allah dan
berkata, “Ya Rasulullah! Sekiranya aku berdusta barang
sepatah pun niscaya hancur leburlah badanku menjadi
abu.”

Apabila mendengar sumpah Iblis itu, Nabi pun tersenyum
dan berkata dalam hatinya, inilah satu peluangku untuk
menyiasati segala perbuatannya agar didengar oleh
sekalian sahabat yang ada di majlis ini dan menjadi
perisai kepada seluruh umatku.

Pertanyaan Nabi (1):
“Hai Iblis! Siapakah sebesar-besar musuhmu dan
bagaimana aku terhadapmu?”

Jawab Iblis:
“Ya Nabi Allah! Engkaulah musuhku yang paling besar di
antara segala musuhku di muka bumi ini.”

Maka Nabi pun memandang muka Iblis, dan Iblis pun
menggeletar karena ketakutan. Sambung Iblis, “Ya
Khatamul Anbiya! Ada pun aku dapat merubah diriku
seperti sekalian manusia, binatang dan lain-lain
hingga rupa dan suara pun tidak berbeda, kecuali
dirimu saja yang tidak dapat aku tiru karena dicegah
oleh Allah.

Kiranya aku menyerupai dirimu, maka terbakarlah diriku
menjadi abu. Aku cabut iktikad / niat anak Adam supaya
menjadi kafir karena engkau berusaha memberi nasihat
dan pengajaran supaya mereka kuat untuk memeluk agama
Islam, begitu jugalah aku berusaha menarik mereka
kepada kafir, murtad atau munafik. Aku akan menarik
seluruh umat Islam dari jalan benar menuju jalan yang
sesat supaya masuk ke dalam neraka dan kekal di
dalamnya bersamaku.”

Pertanyaan Nabi (2):
“Hai Iblis! Bagaimana perbuatanmu kepada makhluk
Allah?”

Jawab Iblis:
“Adalah satu kemajuan bagi perempuan yang
merenggangkan kedua pahanya kepada lelaki yang bukan
suaminya, setengahnya hingga mengeluarkan benih yang
salah sifatnya. Aku goda semua manusia supaya
meninggalkan sholat, terbuai dengan makan minum,
berbuat durhaka, aku lalaikan dengan harta benda
daripada emas, perak dan permata, rumahnya, tanahnya,
ladangnya supaya hasilnya dibelanjakan ke jalan haram.

Demikian juga ketika pesta yang bercampur antara
lelaki dan perempuan. Disana aku lepaskan
sebesar-besar godaan supaya hilang peraturan dan minum
arak. Apabila terminum arak itu maka hilanglah akal,
fikiran dan malunya. Lalu aku ulurkan tali cinta dan
terbukalah beberapa pintu maksiat yang besar, datang
perasaan hasad dengki hingga kepada pekerjaan zina.
Apabila terjadi kasih antara mereka, terpaksalah
mereka mencari uang hingga menjadi penipu, peminjam
dan pencuri.

Apabila mereka teringat akan salah mereka lalu hendak
bertaubat atau berbuat amal ibadat, aku akan rayu
mereka supaya mereka menangguhkannya. Bertambah keras
aku goda supaya menambahkan maksiat dan mengambil
isteri orang. Bila kena goda hatinya, datanglah rasa
ria, takabur, megah, sombong dan melengahkan amalnya.
Bila pada lidahnya, mereka akan gemar berdusta,
mencela dan mengumpat. Demikianlah aku goda mereka
setiap saat.”

Pertanyaan Nabi (3):
“Hai Iblis! Mengapa engkau bersusah payah melakukan
pekerjaan yang tidak mendatangkan faedah bahkan
menambahkan laknat yang besar serta siksa yang besar
di neraka yang paling bawah? Hai yang dikutuk Allah!
Siapa yang menjadikanmu? Siapa yang melanjutkan
usiamu? Siapa yang menerangkan matamu? Siapa yang
memberi pendengaranmu? Siapa yang memberi kekuatan
anggota badanmu?”

Jawab Iblis:
“Semuanya itu adalah anugerah daripada Allah Yang Maha
Besar juga. Tetapi hawa nafsu dan takabur membuatku
menjadi jahat sebesar-besarnya. Engkau lebih tahu
bahwa Diriku telah beribu-ribu tahun menjadi ketua
seluruh Malaikat dan pangkatku telah dinaikkan dari
satu langit ke satu langit yang tinggi. Kemudian Aku
tinggal di dunia ini beribadat bersama sekalian
Malaikat beberapa waktu lamanya.

Tiba-tiba datang firman Allah SWT hendak menjadikan
seorang Khalifah di dunia ini, maka akupun membantah.
Lalu Allah menciptakan lelaki (Nabi Adam) lalu
dititahkan seluruh Malaikat memberi hormat kepada
lelaki itu, kecuali aku yang ingkar. Oleh karena itu
Allah murka kepadaku dan wajahku yang tampan rupawan
dan bercahaya itu bertukar menjadi keji dan kelam. Aku
merasa sakit hati. Kemudian Allah menjadikan Adam raja
di syurga dan dikurniakan seorang permaisuri (Siti
Hawa) yang memerintah seluruh bidadari. Aku bertambah
dengki dan dendam kepada mereka.

Akhirnya aku berhasil menipu mereka melalui Siti Hawa
yang menyuruh Adam memakan buah Khuldi, lalu keduanya
diusir dari syurga ke dunia. Keduanya berpisah
beberapa tahun dan kemudian dipertemukan Allah (di
Padang Arafah), hingga mereka mendapat beberapa orang
anak. Kemudian kami hasut anak lelakinya Qabil supaya
membunuh saudaranya Habil. Itu pun aku masih tidak
puas hati dan berbagai tipu daya aku lakukan hingga
Hari Kiamat.

Sebelum Engkau lahir ke dunia, aku beserta bala
tentaraku dengan mudah dapat naik ke langit untuk
mencuri segala rahasia serta tulisan yang menyuruh
manusia berbuat ibadat serta balasan pahala dan syurga
mereka. Kemudian aku turun ke dunia, dan memberitahu
manusia yang lain aripada apa yang sebenarnya aku
dapatkan, dengan berbagai tipu daya hingga tersesat
dengan berbagai kitab bid’ah dan carut-marut.

Tetapi ketika engkau lahir ke dunia ini, maka aku
tidak dibenarkan oleh Allah untuk naik ke langit serta
mencuri rahasia, kerana banyak Malaikat yang menjaga
di setiap lapisan pintu langit. Jika aku berkeras juga
hendak naik, maka Malaikat akan melontarkan anak panah
dari api yang menyala. Sudah banyak bala tenteraku
yang terkena lontaran Malaikat itu dan semuanya
terbakar menjadi abu. Maka besarlah kesusahanku dan
bala tentaraku untuk menjalankan tugas menghasut.”

Pertanyaan Nabi (4):
“Hai Iblis! Apakah yang pertama engkau tipu dari
manusia?”

Jawab Iblis:
“Pertama sekali aku palingkan iktikad / niatnya,
imannya kepada kafir juga ada dari segi perbuatan,
perkataan, kelakuan atau hatinya. Jika tidak berhasil
juga, aku akan tarik dengan cara mengurangi pahala.
Lama-kelamaan mereka akan terjerumus mengikut kemauan
jalanku”

Pertanyaan Nabi (5):
“Hai Iblis! Jika umatku sholat karena Allah, bagaimana
keadaanmu?”

Jawab Iblis:
“Sebesar-besarnya kesusahanku. Gementarlah badanku dan
lemah tulang sendiku. Maka aku kerahkan berpuluh-puluh
iblis datang menggoda seorang manusia, pada setiap
anggota badannya.

Setengah-setengahny a datang pada setiap anggota
badannya supaya malas sholat, was-was, terlupa
bilangan rakaatnya, bimbang pada pekerjaan dunia yang
ditinggalkannya, sentiasa hendak cepat habis
sholatnya, hilang khusyuknya - matanya sentiasa
menjeling ke kiri kanan, telinganya senantiasa
mendengar orang bercakap serta bunyi-bunyi yang lain.
Setengah Iblis duduk di belakang badan orang yang
sembahyang itu supaya dia tidak kuasa sujud
berlama-lama, penat atau duduk tahiyat dan dalam
hatinya senantiasa hendak cepat habis sholatnya, itu
semua membawa kepada kurangnya pahala. Jika para Iblis
itu tidak dapat menggoda manusia itu, maka aku sendiri
akan menghukum mereka dengan seberat-berat hukuman.”

Pertanyaan Nabi (6):
“Jika umatku membaca Al-Quran karena Allah, bagaimana
perasaanmu?”

Jawab Iblis:
“Jika mereka membaca Al-Quran karena Allah, maka rasa
terbakarlah tubuhku, putus-putus segala uratku lalu
aku lari daripadanya.”

Pertanyaan Nabi (7):
“Jika umatku mengerjakan haji karena Allah, bagaimana
perasaanmu?”

Jawab Iblis:
“Binasalah diriku, gugurlah daging dan tulangku karena
mereka telah mencukupkan rukun Islamnya.”

Pertanyaan Nabi (8):
“Jika umatku berpuasa karena Allah, bagaimana
keadaanmu?”

Jawab Iblis:
“Ya Rasulullah! Inilah bencana yang paling besar
bahayanya kepadaku. Apabila masuk awal bulan Ramadhan,
maka memancarlah cahaya Arasy dan Kursi, bahkan
seluruh Malaikat menyambut dengan suka cita. Bagi
orang yang berpuasa, Allah akan mengampunkan segala
dosa yang lalu dan digantikan dengan pahala yang amat
besar serta tidak dicatatkan dosanya selama dia
berpuasa. Yang menghancurkan hatiku ialah segala isi
langit dan bumi, yakni Malaikat, bulan, bintang,
burung dan ikan-ikan semuanya siang malam mendoakan
ampunan bagi orang yang berpuasa. Satu lagi kemuliaan
orang berpuasa ialah dimerdekakan pada setiap masa
dari azab neraka. Bahkan semua pintu neraka ditutup
manakala semua pintu syurga dibuka seluas-luasnya,
serta dihembuskan angin dari bawah Arasy yang bernama
Angin Syirah yang amat lembut ke dalam syurga. Pada
hari umatmu mulai berpuasa, dengan perintah Allah
datanglah sekalian Malaikat dengan garangnya
menangkapku dan tentaraku, jin, syaitan dan ifrit lalu
dipasung kaki dan tangan dengan besi panas dan
dirantai serta dimasukkan ke bawah bumi yang amat
dalam. Di sana pula beberapa azab yang lain telah
menunggu kami. Setelah habis umatmu berpuasa barulah
aku dilepaskan dengan perintah agar tidak mengganggu
umatmu. Umatmu sendiri telah merasa ketenangan
berpuasa sebagaimana mereka bekerja dan bersahur
seorang diri di tengah malam tanpa rasa takut
dibandingkan bulan biasa.”

Pertanyaan Nabi (9):
“Hai Iblis! Bagaimana seluruh sahabatku menurutmu?”

Jawab Iblis:
“Seluruh sahabatmu juga adalah sebesar - besar
seteruku. Tiada upayaku melawannya dan tiada satu tipu
daya yang dapat masuk kepada mereka. Karena engkau
sendiri telah berkata: “Seluruh sahabatku adalah
seperti bintang di langit, jika kamu mengikuti mereka,
maka kamu akan mendapat petunjuk.”

Saidina Abu Bakar al-Siddiq sebelum bersamamu, aku
tidak dapat mendekatinya, apalagi setelah berdampingan
denganmu. Dia begitu percaya atas kebenaranmu hingga
dia menjadi wazirul a’zam. Bahkan engkau sendiri telah
mengatakan jika ditimbang seluruh isi dunia ini dengan
amal kebajikan Abu Bakar, maka akan lebih berat amal
kebajikan Abu Bakar. Tambahan pula dia telah menjadi
mertuamu karena engkau menikah dengan anaknya,
Saiyidatina Aisyah yang juga banyak menghafadz
Hadits-haditsmu.

Saidina Umar Al-Khattab pula tidaklah berani aku
pandang wajahnya karena dia sangat keras menjalankan
hukum syariat Islam dengan seksama. Jika aku pandang
wajahnya, maka gemetarlah segala tulang sendiku karena
sangat takut. Hal ini karena imannya sangat kuat
apalagi engkau telah mengatakan, “Jikalau adanya Nabi
sesudah aku maka Umar boleh menggantikan aku”, karena
dia adalah orang harapanmu serta pandai membedakan
antara kafir dan Islam hingga digelar ‘Al-Faruq’.

Saidina Usman Al-Affan lagi, aku tidak bisa bertemu,
karena lidahnya senantiasa bergerak membaca Al-Quran.
Dia penghulu orang sabar, penghulu orang mati syahid
dan menjadi menantumu sebanyak dua kali. Karena
taatnya, banyak Malaikat datang melawat dan memberi
hormat kepadanya karena Malaikat itu sangat malu
kepadanya hingga engkau mengatakan, “Barang siapa
menulis Bismillahir rahmanir rahim pada kitab atau
kertas-kertas dengan dakwat merah, nescaya mendapat
pahala seperti pahala Usman mati syahid.”

Saidina Ali Abi Talib pun itu aku sangat takut karena
hebatnya dan gagahnya dia di medan perang, tetapi
sangat sopan santun, alim orangnya. Jika iblis,
syaitan dan jin memandang beliau, maka terbakarlah
kedua mata mereka karena dia sangat kuat beribadat
serta beliau adalah golongan orang pertama memeluk
agama Islam dan tidak pernah menundukkan kepalanya
kepada sebarang berhala. Bergelar ‘Ali Karamullahu
Wajhahu’ - dimuliakan Allah akan wajahnya dan juga
‘Harimau Allah’ dan engkau sendiri berkata, “Akulah
negeri segala ilmu dan Ali itu pintunya.” Tambahan
pula dia menjadi menantumu, semakin aku ngeri
kepadanya.”

Pertanyaan Nabi (10):
“Bagaimana tipu daya engkau kepada umatku?”

Jawab Iblis:
“Umatmu itu ada tiga macam. Yang pertama seperti hujan
dari langit yang menghidupkan segala tumbuhan yaitu
ulama yang memberi nasihat kepada manusia supaya
mengerjakan perintah Allah serta meninggalkan
laranganNya seperti kata Jibril a.s, “Ulama itu adalah
pelita dunia dan pelita akhirat.” Yang kedua umat tuan
seperti tanah yaitu orang yang sabar, syukur dan ridha
dengan karunia Allah. Berbuat amal soleh, tawakal dan
kebajikan. Yang ketiga umatmu seperti Firaun;
terlampau tamak dengan harta dunia serta dihilangkan
amal akhirat. Maka akupun bersukacita lalu masuk ke
dalam badannya, aku putarkan hatinya ke lautan durhaka
dan aku hela ke mana saja mengikuti kehendakku. Jadi
dia senantiasa bimbang kepada dunia dan tidak hendak
menuntut ilmu, tiada masa beramal ibadat, tidak hendak
mengeluarkan zakat, miskin hendak beribadat.

Lalu aku goda agar minta kaya dulu, dan apabila
diizinkan Allah dia menjadi kaya, maka dilupakan
beramal, tidak berzakat seperti Qarun yang tenggelam
dengan istana mahligainya. Bila umatmu terkena
penyakit tidak sabar dan tamak, dia senantiasa bimbang
akan hartanya dan setengahnya asyik hendak merebut
dunia harta, bercakap besar sesama Islam, benci dan
menghina kepada yang miskin, membelanjakan hartanya
untuk jalan maksiat, tempat judi dan perempuan lacur.”

Pertanyaan Nabi (11):
“Siapa yang serupa dengan engkau?”

Jawab Iblis:
“Orang yang meringankan syariatmu dan membenci orang
belajar agama Islam.”

Pertanyaan Nabi (12):
“Siapa yang mencahayakan muka engkau?”

Jawab Iblis:
“Orang yang berdosa, bersumpah bohong, saksi palsu,
pemungkir janji.”

Pertanyaan Nabi (13):
“Apakah rahasia engkau kepada umatku?”

Jawab Iblis:
“Jika seorang Islam pergi buang air besar serta tidak
membaca doa pelindung syaitan, maka aku gosok-gosokkan
najisnya sendiri ke badannya tanpa dia sadari.”

Pertanyaan Nabi (14):
“Jika umatku bersatu dengan isterinya, bagaimana hal
engkau?”

Jawab Iblis:
“Jika umatmu hendak bersetubuh dengan isterinya serta
membaca doa pelindung syaitan, maka larilah aku dari
mereka. Jika tidak, aku akan bersetubuh dahulu dengan
isterinya, dan bercampurlah benihku dengan benih
isterinya. Jika menjadi anak maka anak itu akan gemar
kepada pekerjaan maksiat, malas pada kebaikan,
durhaka. Ini semua karena kealpaan ibu bapaknya
sendiri. Begitu juga jika mereka makan tanpa membaca
Bismillah, aku yang dahulu makan daripadanya. Walaupun
mereka makan, tiadalah merasa kenyang.”

Pertanyaan Nabi (15):
“Dengan jalan apa dapat menolak tipu daya engkau?”

Jawab Iblis:
“Jika dia berbuat dosa, maka dia kembali bertaubat
kepada Allah, menangis menyesal akan perbuatannya.
Apabila marah segeralah mengambil air wudhu’, maka
padamlah marahnya.”

Pertanyaan Nabi (16):
“Siapakah orang yang paling engkau lebih sukai?”

Jawab Iblis:
Lelaki dan perempuan yang tidak mencukur atau mencabut
bulu ketiak atau bulu ari-ari (bulu kemaluan) selama
40 hari. Di situlah aku mengecilkan diri, bersarang,
bergantung, berbuai seperti pijat pada bulu itu.”

Pertanyaan Nabi (17):
“Hai Iblis! Siapakah saudara engkau?”

Jawab Iblis:
“Orang yang tidur meniarap / telungkup, orang yang
matanya terbuka (mendusin) di waktu subuh tetapi
menyambung tidur lagi. Lalu aku lenakan dia hingga
terbit fajar. Demikian jua pada waktu zuhur, asar,
maghrib dan isya’, aku beratkan hatinya untuk sholat.”

Pertanyaan Nabi (18):
“Apakah jalan yang membinasakan diri engkau?”

Jawab Iblis:
“Orang yang banyak menyebut nama Allah, bersedekah
dengan tidak diketahui orang, banyak bertaubat, banyak
tadarus Al-Quran dan sholat tengah malam.”

Pertanyaan Nabi (19):
“Hai Iblis! Apakah yang memecahkan mata engkau?”

Jawab Iblis:
“Orang yang duduk di dalam masjid serta beriktikaf di
dalamnya”

Pertanyaan Nabi (20):
“Apa lagi yang memecahkan mata engkau?”

Jawab Iblis:
“Orang yang taat kepada kedua ibu bapanya, mendengar
kata mereka, membantu makan pakaian mereka selama
mereka hidup, karena engkau telah bersabda, ‘Syurga
itu di bawah tapak kaki Ibu"

0 komentar:

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda